Rabu, 31 Juli 2013
It's fraternal twins or identical twins? i love them anyway, unconditionally
Last week tepatnya tanggal 27 Juli kemarin, saya berinisiatif memeriksakan si kembar ke Dokter Indra. Pertimbangannya, saya mau mudik ke Jakarta dan lanjut Surabaya. I need to consult aja, whether it is can be done or prohibited sama Dokter Indra. He's like our cenayang yakkk. Hehehe. Gak dink, cuma emang sudah waktunya kontrol aja sih. Terakhir kan pas tanggal 15 Juni lalu. Udah lama banget kan?
Pas kontrol itu usia kehamilan saya 23 weeks 5 days. Makanya cuma dikasih resep vitamin, trus suntikan tetanus aja. Jadwal ultrasound dimundurin jadi tanggal 31 Juli supaya usia kehamilannya pas diperiksain itu sudah masuk ke usia 24 minggu = 6 bulan. Awalnya dapet jadwal sore jam 16.00 trus dimajuin jadi 06.30. Uh paginya. Tapi demi yaaa... pengen ngeliat perkembangan anak-anak tersayang, emak bapaknya langsung jabanin. Syukurlah keadaan anak-anak sehat, dicek satu persatu kondisi nya, sampe jantung kecil mereka pun dilihat. Trus ada surprise indah, katanya jenis kelamin mereka cowok dan cewek! wohoooo what a double triple quadruple blessings. Sebenernya agak berbeda dengan prediksi Dokter Indra yang bilang anak kami ini kembar dengan satu placenta ( walaupun dua amnion ) kemungkinan besar adalah kembar identik, which means berjenis kelamin sama! either co-co atau ce-ce. Eh ga taunya kok bisa jadi fraternal twins yang berjenis kelamin berbeda. Pokoknya sehatkan kami selalu, dear Lord. Jadikan kami berkat buat lingkungan kami, biar kami kembalikan semua kebaikanMu dengan memberi kebaikan juga kepada sekitar. Amin.
Oh iya doakan juga proses renovasi rumah kami berjalan lancar ya. Renovasi sederhana untuk menambah 2 kamar dan dapur aja kok. Thank you dear Lord, semua serba dicukupkan rejekiMu kepada keluarga kecil kami ini. Ga pernah lupa bersyukur biar ditambahkan selalu nikmat nya oleh Tuhan.
Foto ultrasound menyusul. Kemarin kami ultrasound di lab Prodia karena Dokter Indra juga praktek disana. Bagus banget lho sistemnya, selesai ultrasound kami mendapat satu lembar keterangan lengkap kondisi bayi, dapet satu album dan cd berisi foto-foto juga. Biayanya standar aja Rp 450,000.
See you on another posting about us!
Kamis, 11 Juli 2013
Karimun Jawa – a hidden Paradise in Central Java, Indonesia
Herewith one of the article i made for asian travel blog. My friend Marco from Holland is the founder of the blog
My article about Karimun Jawa
You may click the link above to see the full article
My article about Karimun Jawa
You may click the link above to see the full article
Senin, 20 Mei 2013
Someone who believes in me - mementos of a great person that shape me into who i am today - MY DAD ( part 1 )
Setiap anak pasti memiliki kenangan indah akan masa kecil mereka. Tidak terkecuali juga saya. Dan untuk setiap kenangan indah dalam ingatan saya, ternyata ada satu sosok yang selalu hadir, yaitu sosok Bapak. Mengingat Bapak selalu bikin mbrebes mili, jd mellow dan mata serta merta berkaca-kaca. Soalnya Bapak sudah lama meninggal, melewatkan banyak momen terpenting dalam hidup saya.Hiks. Sedih.
Bapak adalah type orang tua yang hampir tidak pernah melarang anaknya kecuali memang benar benar keterlaluan. Hihihi ga bagus juga ya. Tapi mungkin itu bentuk beliau mengajarkan bebas tapi bertanggung jawab. Untuk saya sih malah tepat banget pendekatan seperti itu. Terbukti saya malah secara sadar diri ga pernah mau merusak kepercayaan yang Bapak berikan dan sekalinya dikasih kepercayaan langsung pengen membuktikan semaksimal mungkin. Berbeda 360 derajad dengan Ibu yang selalu melarang dan satu sifat Ibu ini yang harus diakui membuat masa remaja saya menjadi sulit.
Dulu setiap bulan sejak saya mulai bisa membaca selalu ada acara ke toko buku bersama Bapak. Biasanya saya dikasih budget kira-kira 20-30 ribu untuk beli buku. Sangat mewah lho untuk ukuran jaman itu. Setiap kali bingung atau kepengen suatu buku tapi ga nemu, Bapak selalu encourage saya untuk berani bertanya ke Mbak/Mas petugas toko buku nya. Padahal asli dulu rasanya takut dan malu, tapi terpaksa. Jadi mau gak mau saya beranikan diri untuk gak malu bertanya. Terbukti, kecintaan akan membaca tumbuh sampai saya dewasa, memperkaya hidup saya dengan ilmu dan wawasan baru setiap waktu. Benar adanya apa yang dibilang orang, buku adalah jendela ilmu.
Selain membaca, ada satu kebiasaan baik yang Bapak tumbuhkan kepada saya yaitu menulis. Iya, menulis. Menuliskan perasaan, opini, rangkaian kejadian dan pengalaman yang saya lewati dalam bentuk diary. Itu berlangsung dari kelas 3 SD sampai sekarang. Bedanya kalo sekarang saya sudah tidak konsisten lagi menulis diary, kadang setahun cuma ngisi diary beberapa kali. Tapi pokoknya biarpun mungkin ga terlalu appealing banget isi tulisan saya, saya bisa menulis kok. Lancar lancar aja kalo diminta bercerita dalam bentuk tulisan. Asalkan menulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris ya, diluar itu mah gak bisa. Eh pernah dink dalam satu kurun waktu ( tahun 98 ke 99 ), saya menulis diary dalam bahasa Prancis lho. Keren banget tapi itu dulu. Sekarang sudah lupa...:))
Tadi saya sempat menyinggung soal menulis dalam bahasa Inggris ya? Memang bahasa Inggris bukan hal asing buat saya. Bapak saya ga bisa bahasa Inggris, tapi inget banget pas kira kira kelas 3 SD di salah satu kunjungan kita ke toko buku, Bapak nunjukin buku Enid Blyton versi bahasa Inggris dan meminta saya membeli buku itu. Saya bingung karena saya belum mengerti bahasa nya, tapi Bapak bilang nanti diajarin sama kakak-kakak saya. Pada akhirnya saya ga pernah benar benar diajarin bahasa Inggris oleh kakak-kakak saya yang mungkin dulu juga sibuk dengan pergumulan hidup mereka masing masing. Hehehhe. Saya nemu kamus bahasa Inggris, trus saya cari sendiri kata per kata artinya. Begitu terus sampai kelas 1 SMP akhirnya saya ikut les bahasa Inggris di deket rumah. Kursusnya masih basic english, tapi saya langsung jadi juara kelas di tempat les itu. Kosa kata saya sudah banyak sekali , jauh melampaui teman teman sekelas yang masih gitu gitu aja deh...hahahha, sombong...!! Ini juga terjadi pas SMA saya ambil kursus bahasa Inggris di LIA bareng temen-temen. Sebelum mulai les kami di tes dulu untuk menentukan masuk ke level yang mana. Apakah basic, intermediate atau advance. Disaat temen-temen saya masih basic ( either basic 1,2,3 atau 4 ) eh cuma saya yang masuk Intermediate 1 ( apa langsung Intermediate 2 yaaah, lupaaa )
Salah satu persimpangan dalam hidup saya terjadi pada saat saya mau masuk SMA. Sesuai dengan aturan Pemerintah, saya harus memilih 3 pilihan SMA dan nantinya akan diterima berdasarkan hasil ujian akhir yang diselenggarakan pemerintah ( resultnya berupa nilai NEM ). Sebenernya saya tahu saya ini ga bego bego amat, malah cerdas. Terbukti pas SD saya sering masuk 5 besar, pas SMP saya masuk ke dalam kelas yang memang isi nya anak-anak paling cemerlang dan nilai NEM di SD serta SMP masuk ke 3 besar satu sekolahan. Tapi saya gak percaya diri. Rasanya saya ini terlahir untuk menjadi rata-rata. Mediocrity is my middle name. Akhirnya saya ga berani memilih SMA 14 yang merupakan salah satu unggulan di Jakarta. Trus Bapak memaksa saya untuk memilih SMA 14, selain karena sebagian besar kakak-kakak saya sekolah disana, Bapak juga percaya saya bisa. Ealah ternyata Bapak saya benar, saya bisa masuk ke SMA 14, malah pas sudah masuk dan NEM saya diurutin, saya masuk ke peringkat 16 besar di SMA 14. Terus banyak kejadian kejadian setelahnya yang semakin menguatkan kepercayaan diri saya ( salah satu nya saya lulus UMPTN sampe dua kali, satu di UI dan satu lagi di UNPAD ). Perlahan saya benar benar percaya, secara akademis saya emang ga bego kokkkk *nari hula-hula*
Saya gak mungkin bisa seperti sekarang, menjadi pribadi yang selalu ingin belajar, punya impian yang ingin dikejar, well educated, tanpa bimbingan dan didikan Bapak. Beliau orang hebat nomer satu dalam hidup saya. Masih banyak lagi cerita tentang Bapak, saya lanjutkan di lain waktu ya. Waktu istirahat siang sudah selesai, time to go back at work.
Bapak adalah type orang tua yang hampir tidak pernah melarang anaknya kecuali memang benar benar keterlaluan. Hihihi ga bagus juga ya. Tapi mungkin itu bentuk beliau mengajarkan bebas tapi bertanggung jawab. Untuk saya sih malah tepat banget pendekatan seperti itu. Terbukti saya malah secara sadar diri ga pernah mau merusak kepercayaan yang Bapak berikan dan sekalinya dikasih kepercayaan langsung pengen membuktikan semaksimal mungkin. Berbeda 360 derajad dengan Ibu yang selalu melarang dan satu sifat Ibu ini yang harus diakui membuat masa remaja saya menjadi sulit.
Dulu setiap bulan sejak saya mulai bisa membaca selalu ada acara ke toko buku bersama Bapak. Biasanya saya dikasih budget kira-kira 20-30 ribu untuk beli buku. Sangat mewah lho untuk ukuran jaman itu. Setiap kali bingung atau kepengen suatu buku tapi ga nemu, Bapak selalu encourage saya untuk berani bertanya ke Mbak/Mas petugas toko buku nya. Padahal asli dulu rasanya takut dan malu, tapi terpaksa. Jadi mau gak mau saya beranikan diri untuk gak malu bertanya. Terbukti, kecintaan akan membaca tumbuh sampai saya dewasa, memperkaya hidup saya dengan ilmu dan wawasan baru setiap waktu. Benar adanya apa yang dibilang orang, buku adalah jendela ilmu.
Selain membaca, ada satu kebiasaan baik yang Bapak tumbuhkan kepada saya yaitu menulis. Iya, menulis. Menuliskan perasaan, opini, rangkaian kejadian dan pengalaman yang saya lewati dalam bentuk diary. Itu berlangsung dari kelas 3 SD sampai sekarang. Bedanya kalo sekarang saya sudah tidak konsisten lagi menulis diary, kadang setahun cuma ngisi diary beberapa kali. Tapi pokoknya biarpun mungkin ga terlalu appealing banget isi tulisan saya, saya bisa menulis kok. Lancar lancar aja kalo diminta bercerita dalam bentuk tulisan. Asalkan menulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris ya, diluar itu mah gak bisa. Eh pernah dink dalam satu kurun waktu ( tahun 98 ke 99 ), saya menulis diary dalam bahasa Prancis lho. Keren banget tapi itu dulu. Sekarang sudah lupa...:))
Tadi saya sempat menyinggung soal menulis dalam bahasa Inggris ya? Memang bahasa Inggris bukan hal asing buat saya. Bapak saya ga bisa bahasa Inggris, tapi inget banget pas kira kira kelas 3 SD di salah satu kunjungan kita ke toko buku, Bapak nunjukin buku Enid Blyton versi bahasa Inggris dan meminta saya membeli buku itu. Saya bingung karena saya belum mengerti bahasa nya, tapi Bapak bilang nanti diajarin sama kakak-kakak saya. Pada akhirnya saya ga pernah benar benar diajarin bahasa Inggris oleh kakak-kakak saya yang mungkin dulu juga sibuk dengan pergumulan hidup mereka masing masing. Hehehhe. Saya nemu kamus bahasa Inggris, trus saya cari sendiri kata per kata artinya. Begitu terus sampai kelas 1 SMP akhirnya saya ikut les bahasa Inggris di deket rumah. Kursusnya masih basic english, tapi saya langsung jadi juara kelas di tempat les itu. Kosa kata saya sudah banyak sekali , jauh melampaui teman teman sekelas yang masih gitu gitu aja deh...hahahha, sombong...!! Ini juga terjadi pas SMA saya ambil kursus bahasa Inggris di LIA bareng temen-temen. Sebelum mulai les kami di tes dulu untuk menentukan masuk ke level yang mana. Apakah basic, intermediate atau advance. Disaat temen-temen saya masih basic ( either basic 1,2,3 atau 4 ) eh cuma saya yang masuk Intermediate 1 ( apa langsung Intermediate 2 yaaah, lupaaa )
Salah satu persimpangan dalam hidup saya terjadi pada saat saya mau masuk SMA. Sesuai dengan aturan Pemerintah, saya harus memilih 3 pilihan SMA dan nantinya akan diterima berdasarkan hasil ujian akhir yang diselenggarakan pemerintah ( resultnya berupa nilai NEM ). Sebenernya saya tahu saya ini ga bego bego amat, malah cerdas. Terbukti pas SD saya sering masuk 5 besar, pas SMP saya masuk ke dalam kelas yang memang isi nya anak-anak paling cemerlang dan nilai NEM di SD serta SMP masuk ke 3 besar satu sekolahan. Tapi saya gak percaya diri. Rasanya saya ini terlahir untuk menjadi rata-rata. Mediocrity is my middle name. Akhirnya saya ga berani memilih SMA 14 yang merupakan salah satu unggulan di Jakarta. Trus Bapak memaksa saya untuk memilih SMA 14, selain karena sebagian besar kakak-kakak saya sekolah disana, Bapak juga percaya saya bisa. Ealah ternyata Bapak saya benar, saya bisa masuk ke SMA 14, malah pas sudah masuk dan NEM saya diurutin, saya masuk ke peringkat 16 besar di SMA 14. Terus banyak kejadian kejadian setelahnya yang semakin menguatkan kepercayaan diri saya ( salah satu nya saya lulus UMPTN sampe dua kali, satu di UI dan satu lagi di UNPAD ). Perlahan saya benar benar percaya, secara akademis saya emang ga bego kokkkk *nari hula-hula*
Saya gak mungkin bisa seperti sekarang, menjadi pribadi yang selalu ingin belajar, punya impian yang ingin dikejar, well educated, tanpa bimbingan dan didikan Bapak. Beliau orang hebat nomer satu dalam hidup saya. Masih banyak lagi cerita tentang Bapak, saya lanjutkan di lain waktu ya. Waktu istirahat siang sudah selesai, time to go back at work.
Minggu, 12 Mei 2013
Rimba Amniotik - taken from Madre -
Ini cuplikan puisi yang saya ambil dr buku Madre by Dee Lestari. Puisi ini sangat indah dan menyentuh perasaan saya sampai ke dasar. Mungkin karena kisah dr puisi ini juga seperti yang sedang saya alami. Dee Lestari menulis ini pada saat sedang mengandung Atisha, putri kedua nya.
RIMBA AMNIOTIK
Sembilan bulan ini mereka bilang aku tengah mengandungmu.
Aku ingin bilang, mereka salah.
Kamulah yang mengandungku.
Seorang ibu yang mengandung anak di rahimnya sesungguhnya sedang berada dalam rahim yang lebih besar lagi.
Dalam rahim itu, sang ibu dibentuk dan ditempa.
Embrio kecil itu mengemudikan hati, tubuh, dan hidupnya.
Terima kasih telah mengandungku;
menempatkanku dalam rimba amniotik di mana aku belajar ulang untuk mengapung bersama hidup,
untuk berserah dan menerima apa pun yang kau persembahkan.
Kini dan nanti.
Manis, pahit, sakit, senang,
kau ajari aku untuk berenang bersama itu semua,
sebagaimana kau tengah berenang dalam tubuhku dan merasakan apa yang kurasa,
mengecap apa yang kumakan,
menghirup udara yang kuendus—tanpa bisa pilih-pilih.
Kau terima semua yang kupersembahkan bagimu.
Terima kasih untuk perjalanan ini.
Untuk pilihanmu datang melalui aku.
Untuk proses yang tak selalu mudah tapi selalu indah.
Aku tak sabar untuk mengenalmu lagi.
Lagi dan lagi.
RIMBA AMNIOTIK
Sembilan bulan ini mereka bilang aku tengah mengandungmu.
Aku ingin bilang, mereka salah.
Kamulah yang mengandungku.
Seorang ibu yang mengandung anak di rahimnya sesungguhnya sedang berada dalam rahim yang lebih besar lagi.
Dalam rahim itu, sang ibu dibentuk dan ditempa.
Embrio kecil itu mengemudikan hati, tubuh, dan hidupnya.
Terima kasih telah mengandungku;
menempatkanku dalam rimba amniotik di mana aku belajar ulang untuk mengapung bersama hidup,
untuk berserah dan menerima apa pun yang kau persembahkan.
Kini dan nanti.
Manis, pahit, sakit, senang,
kau ajari aku untuk berenang bersama itu semua,
sebagaimana kau tengah berenang dalam tubuhku dan merasakan apa yang kurasa,
mengecap apa yang kumakan,
menghirup udara yang kuendus—tanpa bisa pilih-pilih.
Kau terima semua yang kupersembahkan bagimu.
Terima kasih untuk perjalanan ini.
Untuk pilihanmu datang melalui aku.
Untuk proses yang tak selalu mudah tapi selalu indah.
Aku tak sabar untuk mengenalmu lagi.
Lagi dan lagi.
Senin, 06 Mei 2013
12 minggu 2 hari, hello 2nd trimester!
Dear my twin babies, hari ini tepat usia kalian 12 minggu 2 hari. Akhirnya kita berada di trimester kedua. It is such a bliss, an ecstatic joy. I don't know how to describe the feeling. Yang jelas bahagia. Perjalanan kita bertiga masih panjang, tapi Ibu percaya kita akan selalu berjuang bersama.
Love,
Your one and only mom
4 May 2013
Sabtu pagi itu saya kembali memeriksakan kehamilan ke RSIA Anugerah. Pertemuan dengan dokter Indra kali ini singkat. Diawali dengan tes gula darah, yang hasil nya tergolong bagus 76. Sampe dokter Indra bilang kalo saya boleh makan apa aja kok. Ngopi juga boleh, asal satu cangkir sehari. Mau ke Starbucks monggo, wong itu kan juga kebanyakan sebatas flavour, kafein nya dikit. Tapi biarpun yang ngomong dokter yang cukup saya percayai, untuk urusan kopi saya ga mau ah. Nunggu sampai waktunya tepat, entah sesudah lahiran atau sesudah gak menyusui. We'll see. Saya sempat menyinggung soal saya yang lagi-lagi kena flu. Berbeda dengan sewaktu saya di opname, dokter Indra mau memberi obat flu. Kali ini dia say no, dan memberi saya vitamin C instead. Kalo ga enak badan minum jahe aja yaaa...huhuhuh macem dokter luar negeri aja deh ah dokter saya ini, beliau tergolongnya cukup anti obat. Dan anti USG sering-sering juga. Kenapa saya bisa bilang begitu? Jadi pada awal pertemuan saya kirain bakalan di USG lagi nih, kan saya juga pengen liat perkembangan the babies. Tapi ternyata dokter Indra menjadwalkan USG lengkap di bln depan pada usia kehamilan saya 4 bulan sekaligus test TORCH dll yang artinya untuk sekarang gak perlu USG. Tp berhubung saya sedikit persist, jadi sekedar tombo kepengen, saya di USG sebentar banget di pemeriksaan kali ini. Thank God my babies are growing rapidly. Dari yang kmrn panjangnya cuma 2 cm & 2,37 cm sekarang sudah menjadi 5,9 cm & 6 cm. So cute *smooch*
Here are my babies ultrasound's pic di usia 5 minggu, 6 minggu dan 8 minggu 6 hari, enjoy
5 minggu
8 minggu 6 hari
Love,
Your one and only mom
4 May 2013
Sabtu pagi itu saya kembali memeriksakan kehamilan ke RSIA Anugerah. Pertemuan dengan dokter Indra kali ini singkat. Diawali dengan tes gula darah, yang hasil nya tergolong bagus 76. Sampe dokter Indra bilang kalo saya boleh makan apa aja kok. Ngopi juga boleh, asal satu cangkir sehari. Mau ke Starbucks monggo, wong itu kan juga kebanyakan sebatas flavour, kafein nya dikit. Tapi biarpun yang ngomong dokter yang cukup saya percayai, untuk urusan kopi saya ga mau ah. Nunggu sampai waktunya tepat, entah sesudah lahiran atau sesudah gak menyusui. We'll see. Saya sempat menyinggung soal saya yang lagi-lagi kena flu. Berbeda dengan sewaktu saya di opname, dokter Indra mau memberi obat flu. Kali ini dia say no, dan memberi saya vitamin C instead. Kalo ga enak badan minum jahe aja yaaa...huhuhuh macem dokter luar negeri aja deh ah dokter saya ini, beliau tergolongnya cukup anti obat. Dan anti USG sering-sering juga. Kenapa saya bisa bilang begitu? Jadi pada awal pertemuan saya kirain bakalan di USG lagi nih, kan saya juga pengen liat perkembangan the babies. Tapi ternyata dokter Indra menjadwalkan USG lengkap di bln depan pada usia kehamilan saya 4 bulan sekaligus test TORCH dll yang artinya untuk sekarang gak perlu USG. Tp berhubung saya sedikit persist, jadi sekedar tombo kepengen, saya di USG sebentar banget di pemeriksaan kali ini. Thank God my babies are growing rapidly. Dari yang kmrn panjangnya cuma 2 cm & 2,37 cm sekarang sudah menjadi 5,9 cm & 6 cm. So cute *smooch*
Here are my babies ultrasound's pic di usia 5 minggu, 6 minggu dan 8 minggu 6 hari, enjoy
5 minggu
6 minggu
Selasa, 30 April 2013
Malaikat kecil yang sudah kami tunggu 1 tahun 2 bulan lamanya...
Setelah 5 tahun pacaran, finally saya dan suami memutuskan saatnya menempuh "perjalanan baru" di tahun 2011. Kami menikah, menempati rumah milik sendiri dalam kondisi keuangan yang pas-pasan. Hehehe. Saat itu kami berharap mudah-mudahan langsung dikarunia momongan biar rumah rame. Well, manusia boleh berencana tapi Tuhan juga penentu segalanya. Sampai setahun berlalu, kami belum dititipkan Nya malaikat kecil. Banyak yang bilang mungkin karena selain bekerja saat itu juga saya sedang melanjutkan study S2. Akhirnya saya wisuda di bln Oktober 2012. Setelah hingar bingarnya thesis jadi bisa sedikit lebih santai, tapi harapan untuk hamil makin lama makin tipis dan sudah sampai pada titik sumeleh alias pasrah. Habis berasanya seIndonesia Raya nanyain terus soal kapan hamil :D Encouragement kebanyakan saya dapatkan dari keluarga dekat dan beberapa temen foreigner.
Memasuki Januari 2013, saya dan suami sudah ancang-ancang untuk memulai program ke dokter kandungan. Menurut dokter yang kami pernah datangi sebelumnya, suami istri yang tinggal satu atap dan "berhubungan" secara rutin namun belum dikarunia anak setelah usia pernikahan satu tahun, disarankan untuk memulai pemeriksaan intensif. Oleh karena suami sering banget pergi ke luar kota urusan pekerjaan, rencana ke dokter kandungan tertunda melulu. Ya sudah lah hari berganti hari , memasuki bulan Maret. Baru sadar tanggal 10 Maret kan harusnya saya sudah mens, kok ini belum juga ya...akhirnya dengan semangat 45 beli test pack, langsung 3 biji lho biar yakin! dan bener aja, ternyata positif. terlihat dua garis walaupun yang satu garisnya masih samar. Rasanya bahagia, luar biasa! Gak lupa langsung memberi kabar ke Ibu & Mama Mertua, dua orang hebat yang telah menjadi soul provider kami selama ini. Both of them are happy, tentu saja.
Penasaran akhirnya pada tanggal 23 Maret kami memutuskan untuk check ke dokter, mau lihat baby kami melalui Ultrasound/USG . Waktu itu saya memutuskan untuk periksa ke RS Elizabeth dengan Dokter Indra. Pilihan ini juga bukan sembarangan, sudah dari dulu diantara semua RS di Semarang, RS Elizabeth adalah yang terbaik dalam pandangan saya. Sedangkan Dokter Indra adalah dokter yang menangani sahabat saya di kampus, sudah berulang kali menolong pasangan yang ingin punya anak dan menunggu bertahun-tahun dalam penanganan Dokter Indra akhirnya berhasil untuk memiliki keturunan. Pertimbangan saya, berarti Dokter Indra sudah terbiasa menangani kondisi out of ordinary. Pertama kali ketemu, Dokter Indra bilang usia kehamilan ini masih terlalu muda untuk dicek melalui USG biasa, jadi lah dilakukan USG Transvaginal. Begitu dimulai USG nya, terlihat ada dua bulatan di layar yang saya sendiri masih kurang mengerti apa itu. Trus Dokter Indra manggil suami untuk ikutan melihat, dan ternyata oh ternyata dua kantong yang ada di layar adalah dua kantong omnion yang akan menjadi tempat tumbuh nya bayi kami kelak. Dua kantong amnion berarti akan ada dua embrio/janin. Langsung saya sama suami kaget ga percaya " Hah, kembar Dok??? " dijawab Dokter Indra dengan anggukan dan dia bilang " Hebat!!" Ya ampuuun. What a wonderful blessings, kami ga menyangka sama sekali. Betapa Tuhan selalu baik.
Dari hasil ultrasound pada tanggal 23 Maret 2013 itu diketahui jg ada sedikit bleeding pada rahim saya. Ga ada pesan apa-apa dari Dokter Indra selain jangan terlalu banyak kegiatan berat. Tanpa ada firasat apa-apa, pagi hari di tanggal 25 Maret, dini hari saya ingin ke kamar kecil. Betapa kagetnya karena mendapati banyak sekali darah seperti mens.Langsung bangunin suami yang seketika panik. Setelah telpon sana sini, kami memutuskan untuk ke RS tempat Dokter Indra praktek setiap hari karena memang itu RS milik beliau, yaitu RSIA Anugerah. Sampai disana, langsung dilakukan pengecekan. Hasilnya walaupun bleeding nya cukup banyak tapi jalan rahim masih menutup. Berarti masih ada harapan. Saat itu yang saya rasakan mau nangis juga gak bisa, yang ada hanya takut dan pasrah. Baru juga kami bahagia luar biasa karena tau anak kami kelak kembar, tapi kebahagiaan itu seperti terambil dengan cepatnya. Dokter Indra segera melakukan tindakan dan saya diputuskan harus opname. Jika memang pendarahan sudah berhenti, akan dilakukan USG lagi untuk melihat kondisi rahim. Ternyata pendarahan langsung berhenti keesokan hari nya, jadi tanpa menunggu lebih lama lagi diputuskan untuk melakukan USG transvaginal. Dag dig dug menunggu tampilan di layar. Masih terlihat dua bulatan seperti hasil USG sebelumnya. Lalu Dokter Indra berusaha keras mencari keberadaan embrio. Di kantong amnion pertama terlihat embrio yang bergerak-gerak, pindah ke kantong amnion ke dua pun juga terlihat hasil yang sama. Ya Tuhan, kedua anak kami baik- baik saja. Lega tak terkira. Suami sampe keluar keringat dingin padahal ruangan tempat USG luar biasa dingin. Dari hasil USG juga diketahui ada darah beku sebanyak 40 cc di rahim saya yang harus diambil. Besoknya dilakukan prosedur MCA - Mucus Cervical Aspiration ( pengambilan darah beku tersebut ) dan setelahnya Dokter Indra langsung menemui suami saya dengan kabar baik. Bahwa kedua anak kami baik-baik saja pun juga ibu nya. Nah disitu kata suami sih, dia sampe nangis. Mungkin itu ekspresi kebahagiaan sekaligus lega. Setelah opname 4 hari saya diperbolehkan pulang dengan tambahan syarat harus bed rest lagi seminggu. Jd total bed rest nya sih 2 minggu.Lalu dijadwalkan 2 minggu kemudian untuk periksa kembali ke Dokter Indra. Oh iya, keadaan pendarahan yang saya alami dinamakan Abortus Imminens ( duh serem yaa denger namanya ), penyebabnya karena memang rahim saya kurang hormon sehingga tidak kuat. Biaya RS nya terbilang cukup mahal untuk ukuran kantong kami, karena memang RSIA Anugerah adalah salah satu RS termahal di Semarang, mungkin karena kategorinya RS milik pribadi gitu kali ya. Beyond everything, rejeki bisa dicari. Yang penting semua selamat, betapa sekali lagi Tuhan menyertai kami dengan segala kebaikan Nya.
Di usia kehamilan 8 minggu 6 hari ( tanggal 13 April ) kami periksa lagi ke Dokter Indra. Dilakukan USG Transvaginal, memang kami masih berada di bawah pengawasan intensif beliau. Syukurlah kedua embrio sudah menjadi janin dengan panjang yang satu 2 cm, dan satu nya lagi 2,37 cm. Dokter Indra bilang saya tidak perlu lagi makan obat penguat kandungan, yang saya tanggapi dengan sedikit protes " are you sure Dok? saya masih takut bleeding lagi :( " dasar Dokter Indra memang tipe dokter yang gak suka kasih obat banyak banyak kalo ga perlu. Beliau bersikeras saya konsumsi vitamin aja dan sedikit tambahan obat anti mual. Soalnya mual nya saya ini all day sickness bikin susah maem. Berat pun sampe turun 3kilo. Ya walaupun pada akhirnya obat anti mual itu ga pengaruh, emang anak kembar luar biasa deh ah urusan mual mual-an gini. Setiap hari bawaannya seperti masuk angin parah, makan pun harus yang saya mau. Kalo enggak, ya sukses mun mun.
Hari ini, 30 April 2013, usia kehamilan saya memasuki 11 minggu 2 hari. Sebentar lagi bakal embracing trimester kedua, semoga mual nya semakin mereda, makin doyan maem yang bergizi, dan kedua anak dalam kandungan ini tumbuh sehat sempurna tiada kurang suatu apapun. Terimakasih sudah menemani Ibu kemana-mana yaaa anak-anak ku, it's such an amazing feeling having you both inside my womb. Doa tiada putus untuk kalian dari kami.
Foto-foto USG menyusul ( belum di scan sama suami. hehehhehe )
Memasuki Januari 2013, saya dan suami sudah ancang-ancang untuk memulai program ke dokter kandungan. Menurut dokter yang kami pernah datangi sebelumnya, suami istri yang tinggal satu atap dan "berhubungan" secara rutin namun belum dikarunia anak setelah usia pernikahan satu tahun, disarankan untuk memulai pemeriksaan intensif. Oleh karena suami sering banget pergi ke luar kota urusan pekerjaan, rencana ke dokter kandungan tertunda melulu. Ya sudah lah hari berganti hari , memasuki bulan Maret. Baru sadar tanggal 10 Maret kan harusnya saya sudah mens, kok ini belum juga ya...akhirnya dengan semangat 45 beli test pack, langsung 3 biji lho biar yakin! dan bener aja, ternyata positif. terlihat dua garis walaupun yang satu garisnya masih samar. Rasanya bahagia, luar biasa! Gak lupa langsung memberi kabar ke Ibu & Mama Mertua, dua orang hebat yang telah menjadi soul provider kami selama ini. Both of them are happy, tentu saja.
Penasaran akhirnya pada tanggal 23 Maret kami memutuskan untuk check ke dokter, mau lihat baby kami melalui Ultrasound/USG . Waktu itu saya memutuskan untuk periksa ke RS Elizabeth dengan Dokter Indra. Pilihan ini juga bukan sembarangan, sudah dari dulu diantara semua RS di Semarang, RS Elizabeth adalah yang terbaik dalam pandangan saya. Sedangkan Dokter Indra adalah dokter yang menangani sahabat saya di kampus, sudah berulang kali menolong pasangan yang ingin punya anak dan menunggu bertahun-tahun dalam penanganan Dokter Indra akhirnya berhasil untuk memiliki keturunan. Pertimbangan saya, berarti Dokter Indra sudah terbiasa menangani kondisi out of ordinary. Pertama kali ketemu, Dokter Indra bilang usia kehamilan ini masih terlalu muda untuk dicek melalui USG biasa, jadi lah dilakukan USG Transvaginal. Begitu dimulai USG nya, terlihat ada dua bulatan di layar yang saya sendiri masih kurang mengerti apa itu. Trus Dokter Indra manggil suami untuk ikutan melihat, dan ternyata oh ternyata dua kantong yang ada di layar adalah dua kantong omnion yang akan menjadi tempat tumbuh nya bayi kami kelak. Dua kantong amnion berarti akan ada dua embrio/janin. Langsung saya sama suami kaget ga percaya " Hah, kembar Dok??? " dijawab Dokter Indra dengan anggukan dan dia bilang " Hebat!!" Ya ampuuun. What a wonderful blessings, kami ga menyangka sama sekali. Betapa Tuhan selalu baik.
Dari hasil ultrasound pada tanggal 23 Maret 2013 itu diketahui jg ada sedikit bleeding pada rahim saya. Ga ada pesan apa-apa dari Dokter Indra selain jangan terlalu banyak kegiatan berat. Tanpa ada firasat apa-apa, pagi hari di tanggal 25 Maret, dini hari saya ingin ke kamar kecil. Betapa kagetnya karena mendapati banyak sekali darah seperti mens.Langsung bangunin suami yang seketika panik. Setelah telpon sana sini, kami memutuskan untuk ke RS tempat Dokter Indra praktek setiap hari karena memang itu RS milik beliau, yaitu RSIA Anugerah. Sampai disana, langsung dilakukan pengecekan. Hasilnya walaupun bleeding nya cukup banyak tapi jalan rahim masih menutup. Berarti masih ada harapan. Saat itu yang saya rasakan mau nangis juga gak bisa, yang ada hanya takut dan pasrah. Baru juga kami bahagia luar biasa karena tau anak kami kelak kembar, tapi kebahagiaan itu seperti terambil dengan cepatnya. Dokter Indra segera melakukan tindakan dan saya diputuskan harus opname. Jika memang pendarahan sudah berhenti, akan dilakukan USG lagi untuk melihat kondisi rahim. Ternyata pendarahan langsung berhenti keesokan hari nya, jadi tanpa menunggu lebih lama lagi diputuskan untuk melakukan USG transvaginal. Dag dig dug menunggu tampilan di layar. Masih terlihat dua bulatan seperti hasil USG sebelumnya. Lalu Dokter Indra berusaha keras mencari keberadaan embrio. Di kantong amnion pertama terlihat embrio yang bergerak-gerak, pindah ke kantong amnion ke dua pun juga terlihat hasil yang sama. Ya Tuhan, kedua anak kami baik- baik saja. Lega tak terkira. Suami sampe keluar keringat dingin padahal ruangan tempat USG luar biasa dingin. Dari hasil USG juga diketahui ada darah beku sebanyak 40 cc di rahim saya yang harus diambil. Besoknya dilakukan prosedur MCA - Mucus Cervical Aspiration ( pengambilan darah beku tersebut ) dan setelahnya Dokter Indra langsung menemui suami saya dengan kabar baik. Bahwa kedua anak kami baik-baik saja pun juga ibu nya. Nah disitu kata suami sih, dia sampe nangis. Mungkin itu ekspresi kebahagiaan sekaligus lega. Setelah opname 4 hari saya diperbolehkan pulang dengan tambahan syarat harus bed rest lagi seminggu. Jd total bed rest nya sih 2 minggu.Lalu dijadwalkan 2 minggu kemudian untuk periksa kembali ke Dokter Indra. Oh iya, keadaan pendarahan yang saya alami dinamakan Abortus Imminens ( duh serem yaa denger namanya ), penyebabnya karena memang rahim saya kurang hormon sehingga tidak kuat. Biaya RS nya terbilang cukup mahal untuk ukuran kantong kami, karena memang RSIA Anugerah adalah salah satu RS termahal di Semarang, mungkin karena kategorinya RS milik pribadi gitu kali ya. Beyond everything, rejeki bisa dicari. Yang penting semua selamat, betapa sekali lagi Tuhan menyertai kami dengan segala kebaikan Nya.
Di usia kehamilan 8 minggu 6 hari ( tanggal 13 April ) kami periksa lagi ke Dokter Indra. Dilakukan USG Transvaginal, memang kami masih berada di bawah pengawasan intensif beliau. Syukurlah kedua embrio sudah menjadi janin dengan panjang yang satu 2 cm, dan satu nya lagi 2,37 cm. Dokter Indra bilang saya tidak perlu lagi makan obat penguat kandungan, yang saya tanggapi dengan sedikit protes " are you sure Dok? saya masih takut bleeding lagi :( " dasar Dokter Indra memang tipe dokter yang gak suka kasih obat banyak banyak kalo ga perlu. Beliau bersikeras saya konsumsi vitamin aja dan sedikit tambahan obat anti mual. Soalnya mual nya saya ini all day sickness bikin susah maem. Berat pun sampe turun 3kilo. Ya walaupun pada akhirnya obat anti mual itu ga pengaruh, emang anak kembar luar biasa deh ah urusan mual mual-an gini. Setiap hari bawaannya seperti masuk angin parah, makan pun harus yang saya mau. Kalo enggak, ya sukses mun mun.
Hari ini, 30 April 2013, usia kehamilan saya memasuki 11 minggu 2 hari. Sebentar lagi bakal embracing trimester kedua, semoga mual nya semakin mereda, makin doyan maem yang bergizi, dan kedua anak dalam kandungan ini tumbuh sehat sempurna tiada kurang suatu apapun. Terimakasih sudah menemani Ibu kemana-mana yaaa anak-anak ku, it's such an amazing feeling having you both inside my womb. Doa tiada putus untuk kalian dari kami.
Foto-foto USG menyusul ( belum di scan sama suami. hehehhehe )
Jumat, 16 Maret 2012
Hey i'm here and i wanna share
ahhh, ini blog saya yang kesekian, hopefuly untuk yang satu ini saya bisa lebih tekun mengisi nya...yeah, i'm here now, and i wanna share :) cheers to Cerita Lita!
Langganan:
Postingan (Atom)