Selasa, 30 April 2013

Malaikat kecil yang sudah kami tunggu 1 tahun 2 bulan lamanya...

Setelah 5 tahun pacaran, finally saya dan suami memutuskan saatnya menempuh "perjalanan baru" di tahun 2011. Kami menikah, menempati rumah milik sendiri dalam kondisi keuangan yang pas-pasan. Hehehe. Saat itu kami berharap mudah-mudahan langsung dikarunia momongan biar rumah rame. Well, manusia boleh berencana tapi Tuhan juga penentu segalanya. Sampai setahun berlalu, kami belum dititipkan Nya malaikat kecil. Banyak yang bilang mungkin karena selain bekerja saat itu juga saya sedang melanjutkan study S2. Akhirnya saya wisuda di bln Oktober 2012. Setelah hingar bingarnya thesis jadi bisa sedikit lebih santai, tapi harapan untuk hamil makin lama makin tipis dan sudah sampai pada titik sumeleh alias pasrah. Habis berasanya seIndonesia Raya nanyain terus soal kapan hamil :D  Encouragement kebanyakan saya dapatkan dari keluarga dekat dan beberapa temen foreigner.

Memasuki Januari 2013, saya dan suami sudah ancang-ancang untuk memulai program ke dokter kandungan. Menurut dokter yang kami pernah datangi sebelumnya, suami istri yang tinggal satu atap dan "berhubungan" secara rutin namun belum dikarunia anak setelah usia pernikahan satu tahun, disarankan untuk memulai pemeriksaan intensif. Oleh karena suami sering banget pergi ke luar kota urusan pekerjaan, rencana ke dokter kandungan tertunda melulu. Ya sudah lah hari berganti hari , memasuki bulan Maret. Baru sadar tanggal 10 Maret kan harusnya saya sudah mens, kok ini belum juga ya...akhirnya dengan semangat 45 beli test pack, langsung 3 biji lho biar yakin! dan bener aja, ternyata positif. terlihat dua garis walaupun yang satu garisnya masih samar. Rasanya bahagia, luar biasa! Gak lupa langsung memberi kabar ke Ibu & Mama Mertua, dua orang hebat yang telah menjadi soul provider kami selama ini. Both of them are happy, tentu saja.

Penasaran akhirnya pada tanggal 23 Maret kami memutuskan untuk check ke dokter, mau lihat baby kami melalui Ultrasound/USG . Waktu itu saya memutuskan untuk periksa ke RS Elizabeth dengan Dokter Indra. Pilihan ini juga bukan sembarangan, sudah dari dulu diantara semua RS di Semarang, RS Elizabeth adalah yang terbaik dalam pandangan saya. Sedangkan Dokter Indra adalah dokter yang menangani sahabat saya di kampus, sudah berulang kali menolong pasangan yang ingin punya anak dan menunggu bertahun-tahun dalam penanganan Dokter Indra akhirnya berhasil untuk memiliki keturunan. Pertimbangan saya, berarti Dokter Indra sudah terbiasa menangani kondisi out of ordinary. Pertama kali ketemu, Dokter Indra bilang usia kehamilan ini masih terlalu muda untuk dicek melalui USG biasa, jadi lah dilakukan USG Transvaginal. Begitu dimulai USG nya, terlihat ada dua bulatan di layar yang saya sendiri masih kurang mengerti apa itu. Trus Dokter Indra manggil suami untuk ikutan melihat, dan ternyata oh ternyata dua kantong yang ada di layar adalah dua kantong omnion yang akan menjadi tempat tumbuh nya bayi kami kelak. Dua kantong amnion berarti akan ada dua embrio/janin. Langsung saya sama suami kaget ga percaya " Hah, kembar Dok??? " dijawab Dokter Indra dengan anggukan dan dia bilang " Hebat!!" Ya ampuuun. What a wonderful blessings, kami ga menyangka sama sekali. Betapa Tuhan selalu baik.

Dari hasil ultrasound pada tanggal 23 Maret 2013 itu diketahui jg ada sedikit bleeding pada rahim saya. Ga ada pesan apa-apa dari Dokter Indra selain jangan terlalu banyak kegiatan berat. Tanpa ada firasat apa-apa, pagi hari di tanggal 25 Maret, dini hari saya ingin ke kamar kecil. Betapa kagetnya karena mendapati banyak sekali darah seperti mens.Langsung bangunin suami yang seketika panik. Setelah telpon sana sini, kami memutuskan untuk ke RS tempat Dokter Indra praktek setiap hari karena memang itu RS milik beliau, yaitu RSIA Anugerah. Sampai disana, langsung dilakukan pengecekan. Hasilnya walaupun bleeding nya cukup banyak tapi jalan rahim masih menutup. Berarti masih ada harapan. Saat itu yang saya rasakan mau nangis juga gak bisa, yang ada hanya takut dan pasrah. Baru juga kami bahagia luar biasa karena tau anak kami kelak kembar, tapi kebahagiaan itu seperti terambil dengan cepatnya. Dokter Indra segera melakukan tindakan dan saya diputuskan harus opname. Jika memang pendarahan sudah berhenti, akan dilakukan USG lagi untuk melihat kondisi rahim. Ternyata pendarahan langsung berhenti keesokan hari nya, jadi tanpa menunggu lebih lama lagi diputuskan untuk melakukan USG transvaginal. Dag dig dug menunggu tampilan di layar. Masih terlihat dua bulatan seperti hasil USG sebelumnya. Lalu Dokter Indra berusaha keras mencari keberadaan embrio. Di kantong amnion pertama terlihat embrio yang bergerak-gerak, pindah ke kantong amnion ke dua pun juga terlihat hasil yang sama. Ya Tuhan, kedua anak kami baik- baik saja. Lega tak terkira. Suami sampe keluar keringat dingin padahal ruangan tempat USG luar biasa dingin. Dari hasil USG juga diketahui ada darah beku sebanyak 40 cc di rahim saya yang harus diambil. Besoknya dilakukan prosedur MCA - Mucus Cervical Aspiration ( pengambilan darah beku tersebut ) dan setelahnya Dokter Indra langsung menemui suami saya dengan kabar baik. Bahwa kedua anak kami baik-baik saja pun juga ibu nya. Nah disitu kata suami sih, dia sampe nangis. Mungkin itu ekspresi kebahagiaan sekaligus lega. Setelah opname 4 hari saya diperbolehkan pulang dengan tambahan syarat harus bed rest lagi seminggu. Jd total bed rest nya sih 2 minggu.Lalu dijadwalkan 2 minggu kemudian untuk periksa kembali ke Dokter Indra. Oh iya, keadaan pendarahan yang saya alami dinamakan Abortus Imminens ( duh serem yaa denger namanya ), penyebabnya karena memang rahim saya kurang hormon sehingga tidak kuat. Biaya RS nya terbilang cukup mahal untuk ukuran kantong kami, karena memang RSIA Anugerah adalah salah satu RS termahal di Semarang, mungkin karena kategorinya RS milik pribadi gitu kali ya. Beyond everything, rejeki bisa dicari. Yang penting semua selamat, betapa sekali lagi Tuhan menyertai kami dengan segala kebaikan Nya.

Di usia kehamilan 8 minggu 6 hari ( tanggal 13 April ) kami periksa lagi ke Dokter Indra. Dilakukan USG Transvaginal, memang kami masih berada di bawah pengawasan intensif beliau. Syukurlah kedua embrio sudah menjadi janin dengan panjang yang satu 2 cm, dan satu nya lagi 2,37 cm. Dokter Indra bilang saya tidak perlu lagi makan obat penguat kandungan, yang saya tanggapi dengan sedikit protes " are you sure Dok? saya masih takut bleeding lagi :( " dasar Dokter Indra memang tipe dokter yang gak suka kasih obat banyak banyak kalo ga perlu. Beliau bersikeras saya konsumsi vitamin aja dan sedikit tambahan obat anti mual. Soalnya mual nya saya ini all day sickness bikin susah maem. Berat pun sampe turun 3kilo. Ya walaupun pada akhirnya obat anti mual itu ga pengaruh, emang anak kembar luar biasa deh ah urusan mual mual-an gini. Setiap hari bawaannya seperti masuk angin parah, makan pun harus yang saya mau. Kalo enggak, ya sukses mun mun.

Hari ini, 30 April 2013, usia kehamilan saya memasuki 11 minggu 2 hari. Sebentar lagi bakal embracing trimester kedua, semoga mual nya semakin mereda, makin doyan maem yang bergizi, dan kedua anak dalam kandungan ini tumbuh sehat sempurna tiada kurang suatu apapun. Terimakasih sudah menemani Ibu kemana-mana yaaa anak-anak ku, it's such an amazing feeling having you both inside my womb. Doa tiada putus untuk kalian dari kami.

Foto-foto USG menyusul ( belum di scan sama suami. hehehhehe )


3 komentar:

  1. Perkiraan biaya USG transvaginal berapa y?

    BalasHapus
  2. Salam kenal mbak...saya juga salah satu pasien program kehamilan dokter Indra. Setelah 7 tahun menanti, program di 9 dokter di 4 kota tanpa hasil alhamdulillah berhasil di RSIA Anugerah dengan dokter Indra. Saking berterima kasihnya pada beliau, kami beri nama anak kami Padma Setyanindra hehehe...

    BalasHapus